Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dalil-Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Tentang Jujur

Perilaku jujur merupakan salah satu perilaku yang mulia namun perilaku atau sikap jujur pada zaman sekarang sulit sekali ditemukan dan juga banyak orang yang enggan menerapkan perilaku jujur ini. Lihatlah satu contoh keadaan di pasar yaitu para pedagang banyak yang bertutur kata untuk melariskan dagangannya dengan kebohongan, namun perlu digaris bawahi bahwa tidak semua pedagang itu berbohong. maka dari itu penting sekali untuk kita memiliki perilaku jujur.

Jujur berarti yang benar yang bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat diartikan sesuatu perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Dan kebalikan dari sifat jujur yaitu dusta.

Jujur merupakan sifat yang terpuji, Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah jujur kepada Allah, jujur dengan sesama dan jujur kepada diri sendiri. 

Dalil-Dalil Al-Qur'an Tentang Jujur

Imam Ibnul Qayyim berkata, Iman asasnya (dasarnya) adalah kejujuran (kebenaran) dan nifaq atau munafik asasnya (dasarnya) adalah kedustaan. Maka, tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan melainkan akan saling bertentangan satu sama lain. Allah mengabarkan bahwa yang mampu menyelamatkannya dari azab, ialah kejujurannya (kebenarannya).

Adapun dalil dalil Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai perilaku jujur (kebenaran) itu ada banyak sekali yang menerangkan nya. Oleh karena itu berikut ini adalah beberapa dalil Al-Qur'an yang menerangkan jujur yaitu;

  • Surat Al-Ahzab Ayat 23-24

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَا لٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗ ۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًا ۙ 

minal-mu`miniina rijaalung shodaquu maa 'aahadulloha 'alaiih, fa min-hum mang qodhoo nahbahuu wa min-hum may yangtazhiru wa maa baddaluu tabdiilaa

Artinya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),"
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 23)

لِّيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِيْنَ اِنْ شَآءَ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ۚ 

liyajziyallohush-shoodiqiina bishidqihim wa yu'azzibal-munaafiqiina ing syaaa`a au yatuuba 'alaihim, innalloha kaana ghofuuror rohiimaa

Artinya: "agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya (jujur), dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima tobat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 24)

Makna dari ayat tersebut bahwasanya di antara kaum mukminin iyalah orang-orang yang jujur kepada Allah, mereka menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah berupa keteguhan dan kesabaran saat berjihad di jalan Allah. 

Serta Allah akan memberikan pahala bagi orang-orang yang jujur dalam niat, ucapan, dan amal sholeh. Serta Allah akan memberikan azab bagi orang-orang yang munafik atau pembohong.

  • Surat. At-Taubah Ayat 119

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha wa kuunuu ma'ash-shoodiqiin

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur)."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 119)

Ayat tersebut selain menjelaskan mengenai bahwa kita harus bertaqwa kepada Allah juga menjelaskan bahwasannya kita harus selalu berperilaku jujur dan selalu berada dalam lingkungan orang-orang yang jujur. Karena dengan kita selalu bersama orang-orang yang jujur itu akan menjadikan diri kita untuk senantiasa memiliki sifat jujur.

  • Surat Al-An'am Ayat 152

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذَا قُلْتُمْ فَا عْدِلُوْا وَلَوْ كَا نَ ذَا قُرْبٰى ۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْا ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ۙ 

wa izaa qultum fa'diluu walau kaana zaa qurbaa, wa bi'ahdillaahi aufuu, zaalikum washshookum bihii la'allakum tazakkaruun

Artinya: Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 152)

Ayat tersebut menjelaskan jika kita berbicara maka katakanlah dengan sejujurnya serta agar memenuhi setiap janji yang kita buat terutama janji kita kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah juga meyakinkan kita bahwa ujian yang diberikan kepada setiap hamba-Nya tidak akan melebihi kesanggupannya. Artinya Allah sudah memberikan ujian kepada pundak yang tepat untuk menerimanya. 

  • Surat Al-'Ankabut Ayat 3

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

wa laqod fatannallaziina ming qoblihim fa laya'lamannallohullaziina shodaquu walaya'lamannal-kaazibiin

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar (jujur) dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 3)
Menjadi orang yang jujur itu sulit bahkan dalam kehidupan kita orang yang jujur dan baik biasanya disingkirkan, karena nanti akan menghalang mereka yang bersifat buruk dalam mencapai tujuan tertentu dengan cara berdusta. Sehingga untuk memperthanakan kejujuran dalam diri, butuh semacam kekuatan yang besar agar tetap istiqamah. salah satunya dengan cara selalu menjalankan perintah-perintahnya dan juga menjauhi semua larangannya.

  • Surat Al-Ma'idah Ayat 8

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِا لْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا ۗ اِعْدِلُوْا ۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuu kuunuu qowwaamiina lillaahi syuhadaaa`a bil-qisthi wa laa yajrimannakum syana`aanu qoumin 'alaaa allaa ta'diluu, i'diluu, huwa aqrobu lit-taqwaa wattaqulloh, innalloha khobiirum bimaa ta'maluun

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)

Agar menjadi seseorang yang adil itu harus didasari dengan kejujuran, memang memiliki sifat tersebut sedikit sulit maka dari itu hendaklah menanamkan perilaku adil dan jujur itu dilatih sejak kecil agar terbawa hingga dewasa.

Karena perlu kita ketahui bahwasannya jika kita menjadi orang yang menegakkan kebenaran itu dengan cara yang jujur dan adil, sehingga kita tidak akan mengahakimi orang yang tidak bersalah hanya karena kebencian melainkan dengan kejujuran.

  • Surat Al-Ma'idah Ayat 119

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا لَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَـنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْ ۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

qoolallohu haazaa yaumu yangfa'ush-shoodiqiina shidquhum, lahum jannaatung tajrii ming tahtihal-an-haaru khoolidiina fiihaaa abadaa, rodhiyallohu 'an-hum wa rodhuu 'an-h, zaalikal-fauzul-'azhiim

Artinya: "Allah berfirman, Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 119)

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasannya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar bertaqwa, yaitu menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kemudian Allah memerintahkan agar bersama dengan orang-orang yang benar (jujur). Artinya ketika kita mencari teman, kita juga harus memilih mana teman yang baik bagi kita yang nantinya membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat, dan mana teman yang akan menyesatkan. 

Jadi ketika kita berteman dengan orang-orang yang benar yaitu memiliki sifat jujur maka hal tersebut akan berdampak baik bagi kita. Sehingga hal tersebut akan memicu untuk meningkatkan kejujuran kita, dan dapat menjadikan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah

  • Surat. An-Nahl Ayat 105

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْـكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ

innamaa yaftaril-kaziballaziina laa yu`minuuna bi`aayaatillaah, wa ulaaa`ika humul-kaazibuun

Artinya: "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 105)

Ayat ini menjelaskan mengenai orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan dan bagian dari khayalan Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya yang membuat-buat kebohongan itu bukan Rasul SAW, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah yang menjelaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada alam semesta ini, maupun ayat-ayat qur'aniyah yang memberi petunjuk dalam kehidupan ini.

Jadi inti yang sebenarnya mereka yang menjadi pendusta, bukan Rasul SAW karena beliau adalah orang yang paling jujur, sempurna ilmu dan amal perbuatannya, kuat keyakinan, dan paling terpercaya. Karena kejujuran dan kebersihan jiwanya, ia diberi nama al-Amin (orang yang jujur).

Hadist Tentang Jujur

Selain ayat-ayat Al-Qur'an menjelaskan bahwa pentingnya bagi kita untuk melaksanakan perilaku jujur itu juga terdapat hadits-hadits yang menerangkannya juga. Oleh karena itu sangat penting lah bagi kita untuk menerapkan sifat jujur dan berikut ini ialah hadits hadits yang menerangkan nya yaitu: 

55- الثَّاني : عَنْ أبي مُحَمَّدٍ الْحَسنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أبي طَالِبٍ ، رَضيَ اللَّهُ عَنْهما ، قَالَ حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ » رواه التِرْمذي وقال : حديثٌ صحيحٌ .

قَوْلُهُ : « يرِيبُكَ » هُوَ بفتحِ الياء وضَمِّها ، وَمَعْناهُ : اتْرُكْ ما تَشُكُّ في حِلِّه ، واعْدِلْ إِلى مَا لا تَشُكُّ فيه .

     
Artinya: Kedua: Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali radiallahu anhu Ia Berkata Aku menghafal hadits dari Rasulullah shalallahu wassalam  Yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan,Sesungguhnya Kejujuran itu ketenangan dan Kedustaan itu kebimbangan”(Hadits Shohih Riwayat Tirmidzi).

فَالأَوَّلُ : عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه       

Artinya: Pertama: Dari Ibnu Mas’ud radiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)

 ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ : الْمَنَّانُ, الْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلَفِ الْكَاذِبِ

Artnya: “Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata kaki dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya: “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Artinya: “Tinggalkanlah yang meragukan mu pada apa yang tidak meragukan mu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200)

إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ

Artinya: “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.” (HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146)

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Artinya: “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.” (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)

Kesimpulan

Nah itu tadi merupakan sedikit penjabaran mengenai perilaku jujur yang mana ayat-ayat dan hadis yang menerangkan untuk berperilaku jujur sangat banyak sekali. Oleh karena itu begitu penting sekali bagi kita untuk memiliki sifat jujur, karena dengan kita jujur hal tersebut akan berdampak baik bagi kita dan juga untuk orang lain. 

Dengan perilaku jujur menjadikan diri kita lebih tenang dan tidak was-was dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Dengan sifat jujur itu kita akan empati dan simpati dari orang lain.Terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa. Menjadikan pribadi yang tanggung jawab, amanah, dan dapat dipercaya. Dan yang paling penting dengan perilaku jujur akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT.